Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasikan masalah, kita sebaiknya menuliskan semua masalah yang kita rasakan selama ini.
Pemilihan Masalah
kita tidak mungkin memecahkan semua masalah yang teridentifikasikan itu secara sekaligus, dalam suatu action researchyang
berskala kelas. Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam hal
kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh jadi
merupakan penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahan terhadap
yang satu akan berdampak pada yang lain; dua-duanya akan terpecahkan
sekaligus. Untuk dapat memilih masalah secara tepat kita perlu menyusun
masalah-masalah itu berdasarkan kriteria tersebut: tingkat kepentingan,
nilai strategis, dan nilai prerekuisit. Akhirnya kita pilih salah satu
dari masalah-masalah tersebut, misalnya “Siswa tidak dapat melihat
hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.”
Deskripsi Masalah
Setelah kita memilih salah satu masalah, deskripsikan masalah itu
serinci mungkin untuk memberi gambaran tentang pentingnya masalah itu
untuk dipecahkan ditinjau dari pengaruhnya terhadap pembelajaran secara
umum maupun jumlah siswa yang terlibat.
Contoh: “Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara
geografi, ekonomi, dan sejarah siswa merasa sukar mentransfer
keterampilan dari satu pelajaran ke pelajaran lain. Pelajaran yang saya
berikan adalah geografi, tetapi saya sering mengaitkan pembahasan dengan
mata pelajaran lain seperti ekonomi dan sejarah. Ketika saya minta
siswa mengemukakan hipotesis tentang pengaruh Danau Toba terhadap
perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal mereka
telah dapat mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran
geografi. Saya khawatir siswa hanya menghafal pada saat dilatih
mengemukakan hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan
berhipotesis harus dapat diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi
apa saja. Pada hakikatnya setiap hari kita mengemukakan hipotesis.
Ketidakbisaan siswa itu terjadi sepanjang tahun, tidak hanya pada
permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua siswa mengalami hal yang
sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata juga mengalami hal
yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke mata
pelajaran lain.”
Rumusan Masalah
Setelah kita memilih satu masalah secara seksama, selanjutnya kita perlu
merumuskan masalah itu secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992)
merinci rumusan masalah action researchmenggunakan lima pertanyaan:
- Siapa yang terkena dampak negatifnya?
- Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah itu?
- Masalah apa sebenarnya itu?
- Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?
- Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan hipotesis tindakan).
Contoh rumusan masalah:
- Siswa di SLTP-X tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain di sekolah (Ini menjawab pertanyaan 1 dan 3)
- Grup action researchpercaya bahwa hal ini merupakan hasil dari jadwal mata pelajaran dan cara guru mengajarkan materi tersebut (Ini menjawab pertanyaan 2)
- Kita menginginkan para siswa melihat relevansi kurikulum sekolah, mengapresiasi hubungan antara disiplin-disiplin akademis, dan dapat menerapkan keterampilan yang diperoleh dalam satu mata pelajaran untuk pemecahan masalah dalam mata pelajaran lain (Ini menjawab pertanyaan 4)
- Oleh karena itu kita merencanakan integrasi pembelajaran IPA, matematika, bahasa, dan IPS dalam satuan pelajaran interdisiplin berjudul Masyarakat dan Teknologi (Ini manjawab pertanyaan 5)
Contoh pertanyaan penelitian:
- Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satu mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain?
- Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara dua mata pelajaran yang disukai?
- Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran?
- Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar dalam kelas mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas mata pelajaran tunggal?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar